Persatuan Adalah Rahmat dan Perselisihan Adalah Adzab
Khutbah Pertama:
إن الحمدَ لله نحمدُهُ ونستَعينُهُ ونستغفرُهُ ، ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسِنا وسيئاتِ أعمالنا، منْ يهده اللهُ فلا مضلَّ له ، ومنْ يضللْ فلا هادي له ، وأشهدُ أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهدُ أن محمداً عبده ورسوله ، صلى اللهُ عليه وعلى آله وصحبه وسلمَ تسليماًكثيراً.
قال تعالى ( يَا أَيها الذين آ مَنُوا اتقُوا اللهَ حَق تُقَا ته ولاتموتن إلا وأنتم مُسلمُون )
Ayyuhal muslimun,
Sesungguhnya persatuan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting. Karena dengan persatuanlah nilai-nilai Islam dapat terealisasi di masyarakat. Dengan persatuanlah terwujud jamaah yang satu dan solid bagaikan satu jasad. Bagaikan bangunan yang saling mengokohkan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Kerja sama dan perasaan saling memiliki dapat terjaga. Hak-hak tidak dilanggar. Dengan inilah peradaban dapat dibangun. Dunia dan akhirat dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Ayyuhal muslimun,
Persatuan adalah asas yang agung. Nash-nash wahyu Allah turunkan, memerintahkan agar umat Islam bersatu dalam kebenaran. Bersatu dengan menepikan prilaku-prilaku yang mengedepankan emosi dan hawa nafsu. Bukan sesuatu yang berasal dari wahyu.
Pertama: Siapa yang berharap rahmat dengan segala yang dikandungnya, yaitu kebaikan, keberkahan, kelemah-lembutan dan kasih sayang, hendaknya ia bersama jamaah kaum muslimin. Rasulullah ﷺ bersabda,
الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Persatuan adalah rahmat dan berkelompok-kelompok adalah adzab.” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah, 2/176).
Kedua: Jika umat Islam menginginkan agar Allah teguhkan dan menangkan mereka, hendaknya ia berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin. Rasulullah ﷺ bersabda,
يد الله مع الجماعة
“Tangan Allah menaungi jamaah.” (al-Albani dalam al-Irwa No: 22452).
Ketiga: Siapa yang ingin meniti jalan menuju surge, hendaknya ia berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin. Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ
“Siapa yang menginginkan tempat yang mulia di surga, maka ikutilah al-jamaah.” (HR. at-Turmudzi).
Keempat: Siapa yang menginginkan suci hatinya dari rasa dengki dan khianat, hatinya dipenuhi cinta terhadap umat Islam. Memperlakukan umat Islam dengan cara pergaulan yang ia juga senang apabila diperlakukan seperti itu. Mengajak kaum muslimin menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau Anda menginginkan hal ini, maka berpegang teguhlah bersama jamaah kaum muslimin. Rasulullah ﷺ bersabda,
ثَلاَثٌ لاَ يُغَلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومِ جَمَاعَتِهِمْ فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
“Ada tiga hal yang hati seorang muslim tidak menjadi dengki karenanya: ikhlas beramal hanya untuk Allah, memberi nasehat kepada para penguasa, dan tetap bersama jamaah karena doa (mereka) meliputi dari belakang mereka.” (HR. AT-Turmudzi dan Ahmad).
Kelima: Siapa yang menginginkan Allah meridhainya, maka berpegang teguhlah dengan jamaah kaum muslimin. waspadailah perpecahan. Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah meridlai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta.” (HR. Muslim no.1715)
Keenam: Siapa yang ingin mendapatkan petunjuk pada hidayah, hendaknya ia berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin. Karena Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ أَجَارَ أُمَّتِيْ مِنْ أَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلاَلَةٍ.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah melindungi ummatku dari berkumpul (bersepakat) di atas kesesatan.” (as-Silsilah ash-Shahihah 3/319).
Ketujuh: Siapa yang ingin selamat dari penyeru kesesatan dan fitnah, hendaknya ia berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin. rasulullah ﷺ bersabda,
دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ
“Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”
Hudzaifah Ibnul Yaman bertanyaM “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau ﷺ menjawab, “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”
Aku bertanya, “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab, “Pegang erat-erat jamaah kaum muslimin dan imam mereka.” (HR. Ahmad).
Ayyuhal muslimun,
Sesungguhnya al-jamaah atau persatuan merupakan tujuan dari syariat ini. Persatuan juga merupaka prinsip Islam. Persatuan kaum muslimin dan berpegang teguhnya mereka terhadap jamaah tersebut adalah kebahagian dunia mereka dan akibat yang baik di akhirat kelak. Al-Imam ath-Thahawi rahimahullah menjelaskan akidah ahlussunnah wal jamaah dengan ucapan beliau, “Al-Jamaah (persatuan) adalah kebenaran. Sedangkan berkelompok-kelompok adalah penyimpangan dan adzab.”
Ayyuhal muslimun,
Persatuan tidaklah terjadi tanpa adanya kepemimpinan. Dan kepemimpinan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya ketaatan. Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu mengatakan,
إِنهُ لإِ إسْلامَ إِلا بِجَمَاعَةٍ ، وَلا جَمَاعَةَ إِلا بِإِمَارَةٍ ، وَلا إِمَارَةَ إِلا بِطَاعَةٍ
“Sesungguhnya tidak ada Islam (Islam tidak tegak pen.), kecuali dengan persatuan. Persatuan tidak akan terwujud kecuali dengan adanya pemimpin. Dan kepemimpinan tidak akan berjalan tanpa adanya ketaatan (dari rakyat).”
Ketaatan pada pemimpin hanya dalam hal kebajikan, walaupun pemimpin tersebut sendiri adalah seorang yang fasik dan fajir. Banyak sekali nash-nash syariat yang menjelaskan tentang hal ini. Keluar dari jamaah kepemimpinan ini, menghasilkan kerusakan yang lebih besar. Dan ini adalah realita yang sudah disaksikan oleh manusia. Kekacauan dan kerusuhan hanyalah terjadi gara-gara rakyat tidak menaati pemimpin mereka. Kerusakan yang ditimbulkan karena tidak menaati pemerintah, lebih besar dan berbahaya lagi.
Terhadap pemimpin yang zalim dan fajir, syariat memerintahkan kita agar bersabar, tetap mendengar, dan tetap taat dalam hal yang ma’ruf. Syariat mengajarkan kita agar memberi nasihat kepada pemimpin dan mendoakan mereka dengan doa kebaikan. Bersungguh-sungguh meminimalisir keburukan dan memperbanyak kebaikan. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan,
يا أيها الناس عليكم بالطاعة والجماعة فإنهما السبيل في الأصل إلى حبل الله الذي أمر به، وإن ما تكرهون في الجماعة خير مما تحبون في الفرقة
“Wahai masyarakat, kalian berkewajiban tetap taat dan bersama jamaah. Karena keduanya merupakan jalan menuju tali Allah yang Dia perintahkan kita agar menempuhnya. Sungguh apa yang kalian benci dari jamaah (taat pada pemimpin) itu lebih baik, daripada apa yang kalian sukai di dalam kelompok (pembangkangan).” (Diriwayatkan oleh al-Lika-i).
أقول ماتسمعون واستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم .
Khutbah Kedua:
الحمد لله رب العالمين ، الرحمن الرحيم ، لا نحصي ثناء عليه ، هو كما أثنى على نفسه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد الأولين والآخرين صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين .
أما بعد
Ayyuhal muslimun,
Sesungguhnya persatuan kaum muslimin dan pemimpin adalah menara yang tinggi dan benteng yang melindungi masyarakat. Siapa yang berada di dalamnya, ia akan merasa aman. Ia menghimpun mereka yang tinggal di dalamnya. Tersedia kehidupan dan materinya.
Karena itulah, siapa yang berada dalam suatu jamaah, wajib menjaganya. Dan penjagaan tersebut adalah dengan mengikuti bimbingan nash-nash wahyu untuk berpegang teguh dengan persatuan. Mendengar dan taat pada pemimpin. Dan mengingatkan masyarakat untuk menanggalkan ketaatan mereka.
Waspadailah orang-orang yang menyeru pada fitnah. Menyeru pada revolusi dan perpecahan. Karena hati mereka adalah hati srigala yang bersemayam di jasad manusia. Jamaah dan persatuan itu adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah adzab.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ عَلَى النَّبِيِّ المُصْطَفَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)). اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنِ اتَّبِعُهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ, اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي كُلِّ مَكَانٍ اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ فِي فِلَسْطِيْنَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، اَللَّهُمَّ وَعَلْيَكَ بِاليَهُوْدِ المُعْتَدِيْنَ الغَاصِبِيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ وَأَلْبِسْهُ ثَوْبَ الصِحَّةَ العَافِيَةَ وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَالِحَةَ النَاصِحَةَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاجْعَلْهُمْ رَحْمَةً وَرَأْفَةً عَلَى عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ.
اَللَّهُمَ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَهَا، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالسَّدَادَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهُ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/4493-persatuan-adalah-rahmat-dan-perselisihan-adalah-adzab.html